Eksis di Era Digital

0
626
Perpustakaan bersih dan rapi menjadi alternatif tempat refreshing sambil berburu pengetahuan melalui buku

rpstuban.net – Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi, masyarakat mulai meninggalkan budaya konvensional yang tidak terintegrasi dengan teknologi digital. Hal tersebut tampaknya tidak berlaku dalam dunia literasi di Kabupaten Tuban.

Masyarakat di Kota Bumi Wali, khususnya pelajar, masih menyukai membaca buku secara konvensional, daripada membaca dalam bentuk digital.

Hal tersebut seperti yang diutarakan Novia Eka Nurfitriani, siswi SMKN 2 Tuban. Menurutnya, membaca buku dalam bentuk fisik lebih mudah daripada membaca dalam bentuk digital. Selain mudah saat mencari halaman dan paragraf, membaca buku secara konvensional juga bisa ditandai dengan bolpoin hingga halaman bukunya dilipat. Sedangkan hal tersebut tak dapat dilakukan jika kita membaca buku digital.

“Kalau buku fisik seperti ini kan bacanya enak, mau nandai jika memang penting juga bisa, selesai baca dilipat halamannya. Kalau buku digital kan gak bisa mas,” jelas siswi kelas XII ini.

Hal senada disampaikan Choerica Amala, siswa Kelas XII MAN Tuban. Selain sudah menjadi kebiasaan, membaca buku secara fisik memiliki sensasi tersendiri dibandingkan buku digital.

“Buku fisik kan lebih keren ya Mas, bukunya bisa dipakai untuk bahan selfie juga. Kalo buku digital apa bisa?” seloroh gadis berkacamata ini.

Kondisi tersebut berbanding lurus dengan pengunjung yang datang ke Perpustaan Umum Daerah Kabupaten Tuban di Jalan Sunan Kalijogo. Meski era sudah serba teknologi, namun jumlah pembaca buku fisik di perpustakaan ini mengalami peningkatan drastis sejak tahun 2016 lalu.

Berdasarkan data, jumlah pengunjung perpustakaan terbesar di Tuban ini mengalami peningkatan 5 kali lipat. Sepanjang tahun 2017, tercatat ada 545.894 pengunjung. Jumlah tersebut meningkat 5 kali lipat dibanding tahun 2016 yang hanya 102.566 pengunjung.

Namun, jumlah tersebut sedikit menurun pada tahun 2018, yakni diangka 462.111 pengunjung. Penurunan terjadi lantaran telah banyak dibuka perpustakaan umum di wilayah kecamatan, sehingga mudah diakses masyarakat.

“Tahun 2018, kami telah membuka perpustakaan di 14 kecamatan, jadi tinggal 6 kecamatan saja yang belum ada perpusnya. Tentu perpus ini mempengaruhi jumlah pembaca yang ada di perpus umum daerah,” jelas Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tuban, Joko Prijono.

Dari angka tersebut terlihat minat baca masyarakat mengalami peningkatan. Terlebih Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tuban, terus meningkatkan gairah baca masyarakat dengan menambah koleksi buku.

Koleksi buku di Perpustakaan Umum Daerah Tuban, pada Tahun 2017 sebanyak 88.800 eksemplar terdiri dari 55.559 judul. Sedangkan, Tahun 2018 mencapai 25.338 eksemplar terdiri dari 20.000 judul. Sehingga, total koleksi buku 114.138 eksemplar terdiri dari 75.595 judul.

“Kami selalu update buku-buku terbaru, untuk menggairahkan minat baca khususnya di kalangan pelajar,” tambah pria bergelar Magister Humaniora tersebut.

Meski masyarakat masih menyukai buku fisik, namun pihaknya kini juga mengembangkan E-Libray dan E-book. Ini untuk mengikuti perubahan dan perkembangan teknologi digital.

“Ini dilakukan karena tuntutan zaman ya. Juga untuk memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik kepada masyarakat. Yang terpenting, budaya membaca dan menulis buku di Tuban ini terus berkembang kedepannya,” pungkasnya.(Mubarok)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here