Oleh : Rahmawati
SMK Manbail Futuh Jenu
Tuban merupakan wilayah yang tergolong sangat luas. Banyak destinasi wisata yang berada di daerah kabupaten ini.
Sangat disayangkan karena selama ini yang menjadi prioritas pengembangan adalah destinasi wisata yang berada dalam kota saja. Contohnya; pantai Boom, Goa Akbar, dan wisata pemandian Bektiharjo. Terus bagaimana dengan potensi destinasi wisata di daerah pinggiran kota Tuban ini?
Destinasi wisata di daerah pinggiran sangat perlu dikembangkan secara maksimal. Apalagi di daerah pinggiran kota memiliki potensi yang baik, mengingat pengembangan tata kelola ruang yang memprioritaskan daerah Tuban barat menjadi daerah industri.
Melihat hal tersebut daerah pinggiran seperti Desa Remen, ada salah satu objek wisata yaitu wisata Pantai Pasir Putih Remen, di daerah Montong yang terdapat wisata Goa Putri Asih, dan wisata air Kerawak, tentu ke depannya bila dikembangkan sangat berpotensi menarik minat wisatawan lokal bahkan Mancamegara.
Kemudian bagaimana cara untuk mengembangkan potensi destinasi wisata di pinggiran tersebut? Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi destinasi wisata di pinggiran kota Tuban:
- Kita harus bermusyawarah dengan seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Kabupaten Tuban, tentang potensi wisata daerah karena dapat memakmurkan.
Tidak mungkin jika seluruh masyarakat dapat berkumpul bersama di tempat yang sama. Maka dari itu setiap kepala desa harus bisa mengoordinasikan warganya untuk bermusyawarah. Ketua RT terdekat dan setiap kepala RT akan melapor kepada kepala desa. Selanjutnya kepala desa akan melaporkan hasilnya kepada pihak yang lebih tinggi jabatannya sampai ke bupati. Setelah berkumpul semua keputusan akan di ambil keputusan terbanyak.
- Setelah bermusyawarah, kita bisa mengajukan proposal wisata kepada pemerintah daerah.
- Semua masyarakat daerah tuban harus bergotong royong untuk membersihkan akses wisata terdekat di tempat tinggalnya. Contohnya di Jenu. Ada banyak pantai, seperti Mangrove Centre, pantai Pasir Putih Remen. Sebaiknya daerah yang dekat dengan obyek tersebut melakukan kerja bakti, agar pantai terlihat bersih dan banyak wisatawan berkunjung kesana.
- Setelah objek wisata di daerah kita terkelola, pemerintah juga akan melakukan promosi untuk memperkenalkan objek wisata tersebut. Tentunya promosi itu bukan hanya lewat radio, tetapi sekarang teknologi sudah sangat canggih bisa melalui Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, bahkan bisa menginformasikan lewat BBM, Whatsapp pada orang luar daerah. Kita juga bisa promosi dalam bentuk buku panduan wisata.
- Jika banyak wisatawan datang tentunya pendapatan daerah akan bertambah. Hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti perbaikan jalan atau kepentingan pembangunan lainnya.
- Setelah kita promosi, dan para wisata pun banyak yang datang kita harus meningkatan kuantitan dan kualitas fasilitas di objek wisata.
- Menjaga keasrian, kelestarian, kebersihan dan kerindangan tempat wisata.
- Lebih meningkatkan keamanan, ketertiban, dan kenyamanan objek wisata. Para wisatawan yang merasa nyaman selama berada di objek wisata, akan kembali lagi ke objek wisata tersebut.
- Pemeritah mengupayakan atau mendirikan lembaga-lembaga yang berhubungan kepariwisataan. Termasuk memberi wawasan kepada anak-anak sekolah tentang bidang kepariwisataan, agar sebagai penerus bangsa mengetahui objek wisata untuk dijaga dan dilestarikan.
- Meningkatkan sarana prasarana transportasi daerah yang berguna untuk memperlancar perjalanan menuju objek wisata.
- Meningkatkan kualitas dari cendramata yang sering dibeli wisatawan agar mereka merasa puas setelah membelinya.
- Memperbaiki pelayanan tentang berbagai hal yang ada di dalam tempat objek wisata.
Dari artikel di atas kita dapat menyimpulkan, bahwa daerah pinggiran sangat berpotensi apabila dikembangkan lebih lanjut. Demikian opini yang saya buat semoga bisa menjadi acuan dalam mengembangkan potensi wisata di daerah kita. (*)
*Tulisan ini masuk 10 (sepuluh) karya terbaik Lomba Menulis Opini “Pengembangan Potensi Wisata Tuban” yang diselenggarakan Ronggolawe Press Solidarity (RPS) dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2017.