Oleh : Alfin Ni’mah Fauziah
Kelas XI IPS 3, MA Islamiyah Senori Tuban
Pada dasawarsa terakhir, dunia pariwisata mengalami pertumbuhan meningkat pesat, bahkan telah menjadi trend dunia. Tempat-tempat yang berpotensi mengundang banyak kunjungan wisatawan dibangun di sana sini, dan didesain sesuai dengan kecenderungan dan kebutuhan hasrat manusia modern.
Kondisi ini dibarengi dengan peningkatan konsumsi komoditas wisatawan, dan kemajuan di bidang teknologi. Terutama transportasi dan teknologi informasi, yang mendorong perkembangan kepariwisataan menjadi fenomena global.
Banyak negara di dunia mengandalkan kemajuan pembangunan nasional pada sektor pariwisata, termasuk Indonesia. Fenomena ini tentu sangat berimplikasi terhadap adanya pergeseran orientasi, dan preferensi pasar pada pemilihan produk wisata.
Promosi produk wisata semakin mudah ditemukan dengan nuansa baru, dan desain newest yang terus berkompetisi demi memberikan ruang kenyamanan bagi wahana rehat. Akhirnya produk wisata konvensional saat ini mulai banyak ditinggalkan, dan beralih kepada produk wisata yang mempunyai nuansa khas yang mengedepankan unsur pengalaman dan profesionalitas, keunikan dan kualitas (uniqueness and quality) servis.
Pandangan ini mampu mendorong menjamurnya desa-desa wisata (tourism village) di berbagai wilayah. Disana menjadi bentuk integritas antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat. Mereka menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Desa wisata memiliki dua komponen utama: Pertama akomodasi, yaitu sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. Kedua atraksi, yaitu seluruh kehidupankeseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sabagai partisipasi aktif seperti: kursus tari, dan bahasa.
Animo wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata jenis ini semakin bertambah dari tahun ke tahun. Karenanya bukanlah suatu yang mustahil apabila pemerintah, dalam hal ini Dinas Pariwisata Tuban, harus cepat tanggap mengembangkan desa wisata di berbagai wilayah.
Pengembangan desa wisata sebagai bagian dari upaya membangun komunitas pariwisata yang berbasis pada masyarakat (Community Based Tourism). Harapannya pada nantinya pariwisata di Tuban akan cepat berkembang.
Tuban merupakan kota yang kaya potensi alam. Harus serius dalam memanfaatkan momen potensial ini dengan konsep bervariasi. Misalnya membuat desa wisata.
Melihat potensi yang dimilikinya, Tuban sangat berpeluang dalam mengembangkan desa wisata. Di Kecamatan Singgahan misalnya, terdapat wisata religi Mbah Abdul Jabbar, di sebelahnya wisata air terjun Nglirip, sumber air Krawak, dan pemandian air hangat Nganget.
Singgahan adalah gambaran kecil potensi daerah yang ada di sana dapat dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah Tuban. Belum lagi sumber minyak bumi di Dusun Gegunung, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan yang dikelola secara tradisional.
Ada juga sumur minyak di Dusun Tapen, Desa Sidoharjo, sumur minyak di Desa Wanglukulon, dan minyak bumi di Desa Banyuurib. Ketiganya di wilayah Senori. Tentunya akan semakin menyejahterakan masyarakat sekitar dengan catatan pemerintah Tuban membuat regulasi yang berpihak pada masyarakat. Selain jumlahnya terus meningkat, variasi potensi desa yang memenuhi kriteria asli lokal, unik, dan indah sebagai desa wisatapun makin beragam.
Selain itu, faktor pendukungnya, yakni desa harus memiliki tradisi dan budaya yang relatif asli, makanan khas, sistem pertanian, dan sistem sosial. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli, dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting bagi desa sebagai sebuah kawasan tujuan wisata.
Nilai Manfaat
Berkembangnya wisata minat khusus (Special Interest Tourism) sebagai bentuk peralihan dari wisata massal (Mass Tourism), memberikan peluang besar bagi desa wisata. Perkembangan desa wisata yang terus mengalami peningkatan ini sebagai akibat dari tuntutan pasar wisatawan, sekaligus potensi-potensi yang dimiliki.
Sudah tidak dapat disangkal lagi apabila desa wisata akan semakin berkembang. Suasana desa mampu menawarkan nuansa yang berbeda, sunyi dan damai, ditambah dengan berleburnya wisatawan dengan masyarakat sekitar dengan segala aktivitasnya.
Hal tersebut akan memberikan nilai manfaat yang berupa pengetahuan dan pengalaman baru. Pengalaman yang berkualitas akan diperoleh melalui keterlibatan aktif wisatawan baik secara fisik, mental dan emosional terhadap obek-objek atau kegiatan yang ada dalam sebuah pariwisata.
Inilah alasan mengapa perlunya setiap daerah potensi wisata mengembangkan desa wisata. Mengingat akan banyak sekali manfaat yang dapat memacu pendapatan devisa daerah. (*)
*Tulisan ini masuk 10 (sepuluh) karya terbaik Lomba Menulis Opini “Pengembangan Potensi Wisata Tuban” yang diselenggarakan Ronggolawe Press Solidarity (RPS) dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2017.